Peristiwa Wabah Hitam, Pandemi Mematikan di Sejarah Manusia juga terkenal sebagai Black Death. Wabah Hitam merupakan peristiwa yang sangat bersejarah. Black Death sebenarnya merupakan penyakit paling berbahaya disepanjang sejarah di dunia.
Saat pandemi ini menyerang selama bertahun-tahun, ribuan nyawa melayang. Keterbatasan teknologi saat itu membuat proses penangannya terhambat.
Peristiwa Wabah Hitam yang Mematikan
Peristiwa Wabah Hitam, Pandemi Mematikan di Sejarah Manusia, Black Death merupakan hal yang asing di sebagian orang. Hal itu karena peristiwa ini sudah terjadi ratusan tahun yang lalu.
Wabah Hitam, Black Death, atau Maut Hitam adalah hal yang sama. Pandemi ini berlangsung pada tahun 1347 sampai 1353.
Selama enam tahun, wabah ini memakan banyak nyawa. Bahkan, wabah ini juga mendunia dan tersebar dengan cepat di wilayah Eropa, Asia dan juga Afrika Utara.
Asal Usul Nama Black
Nama Black Death sebenarnya diambil dari gejala para penderita yang terpapar wabah ini. Pada saat itu, penderitanya akan mengalami perubahan pada bagian kulit.
Kulit tubuh akan tampak menghitam dari bagian tangan dan juga kaki. Selain itu, Terdapat dibagian ujung hidung juga menjadi hitam dikarenakan terjadinya jaringan yang mati.
Terkena wabah ini tidak sembarangan. Para penderitanya akan merasakan ketidaknyamanan pada tubuh dan bisa tertular dengan sangat mudah.
Selain kulit yang menghitam, gejala awal dari infeksi wabah ini adalah pembengkakan tertentu di bagian selangkangan atau di bawah ketiak.
Darah dan nanah juga merembes keluar dari pembengkakan tersebut. Gejala lainnya adalah demam, menggigil, muntah, diare, rasa sakit dan nyeri luar biasa, setelah itu akan menyebabkan kematian dalam waktu singkat.
Infeksi Bakteri
Setelah hampir 600 tahun wabah ini menelan korban jutaan orang di Eropa, Asia dan Afrika Utara. Para peneliti akhirnya menemukan penyebab wabah ini.
Kedatangan tim khusus dari University of Stirling di Skotlandia, University of Tubingen dari Jerman, dan Max Planck Institute mengambil sampel DNA kuno dari bagian gigi. Sampel ini berasal dari tulang belulang terdapat di kuburan dekat Lake Issyk Kul di Kyrgyzstan.
Samel tersebut berasal dari tulang belulang yang ada di kuburan dekat Lake Issyk Kul di Kyrgyzstan. Dari hasil fosil, terlihat adanya peningkatan signifikan pada jumlah pemakanan dari 1338 hingga 1339.
Para peneliti menemukan patogen yang menular melalui darah dan kemungkinan menyebabkan kematian individu di dalam ketujuh tulang tersebut. Peneliti juga menemukan bateri wabah pes, Yersinia pestis yang terdapat di tiga sampel tersebut.
Namun, penelitian tersebut memiliki keterbatasan di jumlah sampel yang tergolong kecil. Data dari individu yang lebih banyak dan dari waktu serta wilayah berbeda akan sangat membantu penelitian.
Merupakan Penyakit Pes
Dalam sejarahnya, peristiwa Black Death atau Wabah Hitam sebenarnya merujuk tubuh yang sudah mati dan menghitam. Pada dasarnya, wabah ini juga terkenal sebagai penyakit Pes sekarang.
Wabah pes adalah penyakit utama yang dapat menular pada manusia lain. Dalam Bahasa Inggris, penyakit ini bernama ‘Bubonic’.
Nama dari penyakit ini diambil dari gejala yang muncul pada penderita, seperti pembengkakan kelenjar getah bening atau ‘bubo’. Infeksi bakteri Yersinia pestis juga menyebabkan nyeri di selangkangan atau ketiak.
Bakteri dan gejala pada penyakit Pes itu sama seperti wabah Black Death yang terjadi pada tahun 1300-an atau sekitar 600 tahun lalu. Jadi, keduanya merupakan penyakit yang sama dan masih sangat mematikan.
Penyebaran Wabah Hitam
Menurut keterangan Boccaccio, Black Death atau Wabah Hitam menular tanpa pandang bulu. Ini menjadi penyakit yang paling mengerikan pada saat itu.
Bahkan, bakteri penyebabnya bisa menular dari sentuhan dan pakaian, penyakit ini juga sangat efisien dalam penularannya. Orang-orang yang tampan dalam keadaan sehat dan sempurna di malam hari bisa langsung meninggal di pagi hari. Jadi, peristiwa Wabah Hitam ini memang sangat ditakuti.
Masyarakat harus kehilangan keluarga dan teman terkasihnya dalam sekejap mata. Kemudian, bakteri Wabah Hitam dapat menular dari satu orang ke orang lainnya melewati udara, kutu dan juga tikus.
Hewan-hewan tersebut banyak tersebar di wilayah Eropa pada saat itu, terutama di rumah. Itulah kenapa, penyebaran wabah Black Death bisa terjadi dengan sangat cepat.
Korban Hingga Jutaan
Berlangsung sekitar 6 sampai 7 tahun, wabah ini berhasil merenggut nyawa 75 hingga 200 juta jiwa di wilayah yang tertular. Tentu saja jumlah tersebut membuat peristiwa Wabah Hitam menjadi yang paling mematikan di dalam sejarah.
Bahkan, berbagai pandemi lainnya yang tercatat di dalam sejarah tidak ada yang mengalahkan kasus wabah uini. Pandemi Covid-19 terbaru yang berlangsung selama hampir 4 tahun juga tidak merenggut nyawa sebanyak Black Death.
Menurut sejarah, penyakit ini bahkan hampir memusnahkan populasi seluruh Eropa. Pada saat itu, teknologi dalam pengobatan belum semodern seperti sekarang.
Ada banyak keterbatasan yang membuat penelitian penyakit serta obatnya berlangsung dengan sangat lama. Alhasil, penyakit ini terus menular selama hampir 7 tahun dan sudah terlanjur merenggut ratusan juta nyawa di Eropa, Asia, hingga Afrika Utara.
Sementara itu, penyakit ini juga sempat naik kembali pada tahun 2010 hingga 2015 dengan nama Pes. Selama 5 tahun tersebut, terdapat 3.248 kasus dilaporkan di seluruh dunia dan juga 584 total kematian.
Dengan begitu, penyakit ini sebenarnya tidak pernah benar-benar hilang. Hanya saja, perkembangan di bidang kedokteran membuat efek yang ditimbulkan tidak mematikan pada abad ke-14.
Ketika terpapar Black Death, penderitanya harus dikarantina sekitar 40 hari. Peristiwa Wabah Hitam ini juga sempat dianggap sebagai kutukan karena memang ilmu pengetahuan pada saat itu belum terlalu maju dan masyarakat banyak yang percaya kepada hal-hal mistis.